CEO Bank Sampoerna, Ali Rukmijah mengungkapkan, di luar fungsi intermediasi penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat, bank yang dia pimpin juga menjalankan misi memberdayakan UMKM lewat peran pemberian jasa perbankan atau yang dikenal sebagai bank as a service (BaaS).
Peningkatan peran itu tercerminkan dengan semakin banyak digunakannya jasa virtual account dan transfer dana melalui kerja sama mitra (host-to-host fund transfer) yang di 9 bulan pertama tahun 2024 berlangsung sebanyak lebih dari 20 juta transaksi dengan total nominal transaksi sebesar lebih dari Rp100 triliun. Jumlah transaksi ini meningkat dua digit dibandingkan jumlah transaksi yang terjadi pada periode yang sama tahun 2023.
Ali menegaskan bahwa kinerja Bank Sampoerna dicapai dengan fundamental yang solid. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 27,1 persen per akhir September 2024 menunjukkan struktur permodalan yang sangat kuat dengan kapasitas untuk berkembang hingga beberapa waktu mendatang. Demikian pula tingkat kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bruto dapat dikendalikan pada angka 3,8 persen, tingkat yang masih tergolong relatif baik, khususnya dengan porsi pinjaman yang banyak disalurkan ke UMKM.
Dia menuturkan, dengan kondisi global saat ini, tantangan ekonomi ke depan sepertinya belum akan mereda. Pertumbuhan kredit UMKM sendiri yang sudah beberapa waktu belakangan jauh lebih rendah daripada pertumbuhan kredit non-UMKM, sepertinya masih akan belum banyak berubah dalam jangka pendek.
“Kendati demikian, Bank Sampoerna akan terus mendukung UMKM karena masih banyak UMKM yang berpotensi dan masih banyak layanan Bank yang dapat dimanfaatkan UMKM untuk berkembang lebih jauh,” ujar Ali.
(Ahmad Islamy Jamil)