Menurut Henky, dengan berkembangnya produk kredit Bank Sampoerna, keputusan perseroan merambah layanan pay later didorong oleh tingginya permintaan dari mitra-mitra Bank Sampoerna.
"Kami banyak bekerja sama dengan mitra, dan mereka telah lama meminta kami untuk hadir di sektor pay later. Setelah mempertimbangkan situasi dan kondisi pasar, kami memutuskan untuk masuk dan meluncurkan produk ini," ujar Henky.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), secara keseluruhan, kualitas kredit perbankan tetap terjaga hingga November 2025. Porsi produk kredit buy now pay later (BNPL) perbankan tercatat sebesar 0,28 persen kendati terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan.
Per November 2024, baki debet kredit BNPL tumbuh 42,68 persen (yoy) menjadi Rp21,77 triliun; pertumbuhan ini meningkat ketimbang Oktober 2024 yang sebesar 47,92 persen (yoy). Dengan jumlah rekening mencapai 24,51 juta di waktu yang sama; meningkat ketimbang bulan sebelumnya 23,27 juta rekening.
Bank Sampoerna merupakan bank swasta yang berfokus pada pengembangan usaha mikro dan UKM melalui pemanfaatan teknologi digital.
(Dhera Arizona)