"Ke depannya Bank Saqu akan terus mengembangkan produk dan layanan untuk memudahkan masyarakat mengakses layanan keuangan yang aman, menyenangkan dan menguntungkan," ungkap Marcella.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Musni Hardi K Atmaja mengapresiasi Bank Saqu atas edukasi masyarakat melalui diskusi ini dan dukungannya terhadap pertumbuhan ekonomi melalui digitalisasi sistem pembayaran, terutama QRIS.
Ekonom Senior & Peneliti, Poltak Hotradero menambahkan, tabungan diperlukan di dua sisi, dari pemerintah dan juga perorangan. Jumlah tabungan akan mendorong perekonomian negara, dimana jika peredaran uang di Indonesia menentukan GDP.
"Sementara untuk masyarakat, tabungan akan jadi modal fleksibilitas dimana orang yang memiliki tabungan akan memiliki fleksibilitas lebih banyak ketimbang yang tidak punya tabungan. Misalnya, seseorang yang berhadapan dengan pilihan hidup seperti berhenti kerja atau pindah kerja bisa melangkah lebih siap ke depannya," jelas Poltak.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ferry Irwandi, Co-Founder Malaka Project & Content Creator, seperti halnya gaya hidup, menabung memiliki landasan psikologis yang kuat. Hal terberat dari menabung adalah memulainya dan punya disiplin yang akan menjadikannya kebiasaan.
"Oleh karena itu, dibutuhkan bantuan berupa insentif atau layanan keuangan yang dapat membantu seseorang membangun kebiasaan menabung.” jelasnya.
Untuk memanfaatkan fitur Tabungmatic tersebut, nasabah hanya perlu mengaktifkan fiturnya di aplikasi Bank Saqu. Lalu, tentukan nilai pembulatan yang diinginkan mulai dari Rp5.000, Rp10.000 dan Rp50.000.
Dengan adanya fitur ini, semakin banyak bertransaksi menggunakan QRIS Bank Saqu, secara tidak langsung nasabah juga akan semakin sering menabung.
(FRI)