Indonesia mengalami aliran arus modal masuk sekitar USD360 juta satu hari pasca rapat FOMC (14 Desember) dan membuat Rupiah menguat dari Rp15.655 ke Rp15.495 di periode yang sama.
"Menimbang berbagai perkembangan terkini, kami berpandangan BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,00% pada Rapat Dewan Gubernur terakhir di tahun ini. Kedepannya, era ‘high-for-longer’ kemungkinan akan berlanjut walaupun the Fed mengindikasikan adanya potensi menurunkan suku bunga acuannya tahun depan," kata Riefky.
Mempertimbangkan hal ini, dia menyarankan agar BI perlu tetap waspada terutama terhadap langkah yang akan diambil the Fed di 2024.
Suku bunga acuan BI saat ini berada pada titik tertingginya dalam 4,5 tahun terakhir, memberikan BI ruang yang cukup untuk menurunkan suku bunga di 2024. Namun, pemilihan waktu untuk menurunkan suku bunga menjadi krusial.
"Menurunkan tingkat suku bunga terlalu dini berpotensi memicu arus modal keluar dan mendorong pelemahan Rupiah, sedangkan terlambat menurunkan suku bunga acuan dapat menekan daya beli masyarakat dan menghambat pertumbuhan sektor riil," ungkap Riefky.