Perry menjelaskan, stabilitas rupiah penting agar ekonomi Indonesia berdaya tahan dari ketidakpastian global yang terus berlanjut.
Ketidakpastian ini kembali meningkat dalam dua bulan terakhir karena tiga faktor utama, yang pertama adalah Government shutdown AS yang disebut terlama dalam sejarah.
Kedua, inflasi di Amerika Serikat yang tidak turun, menyebabkan Federal Reserve (The Fed) menurunkan Fed Fund Rate lebih sedikit dari prediksi pasar (less dovish). Ketiga, ada peningkatan ketidakpastian di berbagai belahan dunia.
"BI akan terus fokus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sembari memperkuat efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah ditempuh selama ini," katanya.
(DESI ANGRIANI)