Rahmat melanjutkan, aktivitas di ekspedisi ini di antaranya layanan penukaran uang yang diperkirakan mampu menyerap uang tidak layak edar sebanyak Rp3,62 miliar dari masyarakat di 5 desa atau dusun di 4 pulau tersebut dan menggantikannya dengan ULE.
“Tujuannya untuk mendorong aktivitas ekonomi melalui penyediaan uang layak edar (clean money policy),” tuturnya.
Di sana juga dilakukan kegiatan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap nilai cinta, bangga dan paham rupiah, perkembangan sistem pembayaran digital dan pelindungan konsumen.
Selain itu, melalui ekspedisi ini BI Jateng juga berupaya memperluas akseptasi digital untuk mendorong pengembangan wisata dan dunia pendidikan. Dukungan digitalisasi ini diberikan kepada Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Chapter Karimunjawa dan Madrasah Aliyan NU Sarifatul Huda Kemujan.
(kunthi fahmar sandy)