Ari menegaskan, momentum pertumbuhan ekonomi memerlukan kombinasi kebijakan moneter yang akomodatif dan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif, terutama melalui percepatan realisasi belanja negara.
Dari sisi perbankan, Mandiri mencatat kinerja intermediasi positif. Per Mei 2025, pertumbuhan kredit wholesale Bank Mandiri mencapai 15,8 persen yoy, jauh di atas rata-rata industri 8,43 persen yoy.
Kredit perumahan (KPR) juga tumbuh 14,2 persen yoy, sementara segmen ritel naik 8,95 persen yoy.
“Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL hanya 1,06 persen secara bank only, lebih rendah dibandingkan rata-rata industri. Hal ini menunjukkan Mandiri mampu tumbuh sehat dengan prinsip kehati-hatian,” tutur dia.
Dia menambahkan, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh stabil 7 persen yoy, dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di level 86,5 persen, menandakan kondisi likuiditas industri yang solid.