IDXChannel - Bank Indonesia (BI) mendorong pertumbuhan kredit dan pembiayaan Indonesia melalui kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM).
Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan, bank sentral pada tahun ini akan menaikkan insentif tersebut menjadi 4% mulai 1 Oktober 2023.
"Dengan demikian, total insentif KLM ini kira-kira mencapai Rp156 triliun untuk mendorong perekonomian Indonesia," ujar Juda dalam Seminar Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM): Insentif untuk Kredit/Pembiayaan Sektor Hilirisasi di Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Kebijakan insentif ini juga ditujukan untuk menguatkan stimulus kredit perbankan. Sehingga, keberadaan KLM diharapkan mampu memberikan daya ungkit terhadap pertumbuhan ekonomi RI sembari menjaga momentum pemulihan ekonomi.
"Penyaluran kredit ini diberikan terhadap sejumlah sektor prioritas, seperti hilirisasi minerba dan non minerba yang mencakup pertanian, perikanan, peternakan, perumahan, pariwisata, dan pembiayaan inklusif termasuk UMKM dan ultra mikro serta green financing," ungkap Juda.
Adapun sektor-sektor tersebut diprioritaskan, salah satunya demi menjaga dan membangun ketahanan pangan nasional. Selain itu, dari sektor-sektor tersebut, masih ada yang masih memerlukan bantuan untuk pulih dari dampak pandemi.
"Ini juga mendukung pembiayaan inklusif dan hijau, khususnya untuk UMKM, ultra mikro, dan sektor terkait lingkungan lainnya," tambah Juda.
BI berharap dengan adanya kenaikan insentif ini, sumber-sumber pertumbuhan ekonomi domestik bisa menjadi lebih kuat.
"Terlebih dalam menghadapi sejumlah tantangan global seperti pelemahan ekonomi dan tingginya inflasi global," pungkasnya. (NIA)