Secara rinci, pertumbuhan kredit modal kerja melambat menjadi 3,37 persen (yoy), sementara kredit konsumsi juga melambat menjadi 7,42 persen (yoy).
Kredit UMKM dan pembiayaan syariah turut melambat, masing-masing menjadi 0,23 persen (yoy) dan 7,55 persen (yoy).
Satu-satunya kategori yang mencatat peningkatan adalah kredit investasi, yang tumbuh kuat sebesar 15,18 persen (yoy).
Dari sisi penawaran, Perry memastikan kapasitas pembiayaan bank sangat memadai untuk mendukung pertumbuhan kredit yang lebih tinggi.
Kapasitas tersebut ditopang rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yakni 29,29 persen, dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 11,18 persen (yoy) pada September 2025.
Pertumbuhan DPK ini didukung oleh ekspansi keuangan Pemerintah, termasuk penempatan dana Pemerintah pada beberapa bank besar, serta kebijakan pelonggaran likuiditas dan insentif makroprudensial dari BI.