“Kami melihat pay later itu sudah menjadi bagian dari hidup, jadi sudah lumrah sekarang untuk menggunakan pay later,” ujarnya.
Di sisi lain, tren non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah pada BNPL terus menunjukkan penurunan cukup signifikan. Dari titik tertinggi 6,66 persen di September 2023, NPL BNPL pada November 2024 berada di angka 3,21 persen.
Penurunan signifikan ini didorong oleh perbaikan kualitas portofolio kredit dan akuisisi kredit, terutama di sektor fintech dan dengan semakin banyaknya Bank Buku IV yang terjun ke industri ini.
Beberapa faktor utama yang memengaruhi portofolio kredit BNPL antara lain adalah BI Rate, inflasi, indeks konsumsi rumah tangga, dan NPL. Dengan pengelolaan yang baik terhadap faktor-faktor tersebut, kata Tan Glant, pertumbuhan industri BNPL diharapkan dapat terus berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.
(Dhera Arizona)