IDXChannel - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berkomitmen mengusung konsep hybrid bank agar mampu melayani seluruh lapisan masyarakat hingga pelosok negeri di era transformasi digital. Hybrid bank tersebut untuk mewujudkan realisasi aspirasi besarnya pada 2025 yaitu menjadi Champion of Financial Inclusion.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, ada strategi hybrid bank yang paling tepat bagi BRI. Tidak melulu digital, tapi tidak juga melulu konvensional.
"Bahwa nanti masyarakat bertransformasi menjadi masyarakat digital, kita siapkan dengan digital banking. Bahwa masyarakat sekarang masih ada yang harus dilayani secara manual, bahkan secara didatangi ke kampung-kampungnya, di desa-desa, membutuhkan kehadiran BRI, kita hadir di sana,” ujar Sunarso dalam keterangan resminya, Sabtu (13/8/2022).
Berdasarkan Laporan Keuangan BRI hingga akhir Kuartal II 2022, kontribusi transaksi melalui outlet konvensional kantor hanya 1,9% dibanding total transaksi. Persentase itu berbanding jauh dengan transaksi e-channel yang mencapai 98,1%, yang di dalamnya termasuk transaksi dari ATM, CDM, BRILink, BRIMO dan internet banking.
Untuk merealisasikan hybrid bank bahkan BRI memiliki sumber daya yang sangat memadai. Hingga semester I/2022, BRI memiliki branchless network melalui Agen BRILink sebanyak 570 ribu di seluruh penjuru Tanah Air.
Adapun target jumlah Agen BRILink hingga akhir 2022 mencapai 600.000. Sementara itu jumlah branch network BRI terus menurun Hingga akhir Kuartal II jumlah kantor BRI tercatat sebanyak 8.804 kantor.
Untuk memperkuat layanan pula, BRI gencar menurunkan penyuluh digital dan keuangan ke desa-desa. Tugasnya pertama, mengajari masyarakat membuka rekening secara digital.
Kedua, mengajari masyarakat bertransaksi secara digital. Ketiga, mengajari masyarakat untuk menjaga rekeningnya dari kejahatan digital.
Melalui strategi tersebut, lanjut Sunarso, BRI bisa menjangkau masyarakat terluar, tertinggal, dan terdepan yang kita sebut 3T.