Selain itu, torehan laba juga ditopang oleh peningkatan fee based income (FBI) sebesar 8,47 persen, dari sebelumnya Rp576 miliar pada 2022 menjadi Rp624,77 miliar di sepanjang 2023 lalu.
Sepanjang tahun 2023, Bank DKI telah menyalurkan kredit termasuk pembiayaan syariah sebesar Rp52 triliun. Nilai tersebut melonjak 7,5 persen dari Rp48,37 triliun pada 2022 lalu.
"Pertumbuhan kredit dan pembiayaan terutama didorong oleh segmen kredit ritel yang tumbuh sebesar 49,01 persen menjadi Rp1,93 triliun, dari Rp1,29 triliun pada 2022,' tutur Romy.
Sedangkan pertumbuhan segmen kredit mikro, Romy menjelaskan, ada kenaikan sebesar 42,67 persen, dari Rp2,56 triliun pada 2022 menjadi Rp3,66 triliun pada 2023 lalu.
Akselerasi pertumbuhan kredit ritel dan mikro tersebut mendorong peningkatan porsi kredit UMKM secara akumulasi dibanding total kredit Bank DKI hingga mencapai 10,74 persen pada akhir 2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,98 persen.
"Peningkatan porsi UMKM ini selaras dengan visi dan misi Bank DKI serta sebagaimana harapan pemegang saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk bisa terus meningkatkan pemberdayaan UMKM," ungkap Romy.