Sementara, bank berbasis AS, Wells Fargo, mencatatkan PHK terbesar kedua di 2023. Wells Fargo mengungkapkan pada bulan ini, perusahaan melakukan PHK karyawan secara global sebesar 12.000 menjadi 230.000. Bank tersebut mengatakan telah menghabiskan USD186 juta untuk biaya pesangon pada kuartal ketiga saja, dengan 7.000 pekerjaan resmi di PHK.
Tak hanya itu, bank raksasa berbasis New York, Citigroup memangkas 5.000 pekerja, Morgan Stanley mengurangi 4.800, Bank of America 4.000, Goldman Sachs 3.200 dan JPMorgan Chase 1.000.
Secara kolektif, bank-bank besar di Wall Street memangkas setidaknya 30.000 staf pada 2023.
“Pendapatannya tidak ada, jadi ini sebagian merupakan respons terhadap ekspansi yang berlebihan. Namun ada juga penjelasan yang lebih sederhana: pemotongan biaya politik,”kata Thacker
Pada Januari 2022, CEO Deutsche Bank, Christian Sewing mengatakan dia “sangat prihatin” bahwa persaingan untuk merekrut staf telah meningkatkan biaya remunerasi di Wall Street, di mana gaji meningkat hampir 15 persen selama 12 bulan sebelumnya.
Namun kurang dari dua tahun kemudian, kurangnya kesepakatan bisnis telah memaksa pemberi pinjaman untuk merampingkan bank investasi mereka.
Data dari Coalition Greenwich, kelompok pembanding jasa keuangan, menunjukkan bank-bank investasi besar mengurangi staf mereka sebesar 4 persen pada paruh pertama tahun ini saja. Bank-bank ini juga diperkirakan melakukan pengurangan yang lebih banyak terjadi pada paruh kedua tahun ini.
Meski demikian, beberapa bank besar tidak melakukan pengurangan staf pada tahun ini. Di antaranya seperti HSBC dan Commerzbank, yang keduanya telah melakukan pengurangan tenaga kerja secara besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir.
Pemberi pinjaman terbesar kedua di Italia, UniCredit, yang juga telah mengurangi jumlah karyawannya selama dua tahun terakhir sebagai bagian dari upaya efisiensi, tidak mengumumkan putaran redundansi besar-besaran pada 2023.
Jumlah karyawan tetapnya turun sekitar 10 persen – atau 7.700 – dalam dua tahun hingga Maret 2023.
Memasuki 2024, menurut FT, kondisi perbankan investasi masih diramalkan akan sulit. Terlebih jika adanya penurunan aktivitas perbankan investasi, maka prospek lapangan kerja perbankan global kemungkinan besar tidak akan membaik pada tahun mendatang. (ADF)