1. Bank NTB Syariah
Bank Jatim sudah masuk sebagai pengendali di Bank NTB Syariah per 9 Oktober 2024. BJTM melakukan penyertaan modal Rp100 miliar sehingga memperoleh kepemilikan saham 4,09 persen di Bank NTB Syariah. Kehadiran Bank NTB Syariah dinilai krusial untuk pengembangan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Jatim yang belakangan batal spin-off dari induk.
Hingga Juni 2024, modal inti Bank NTB Syariah baru Rp1,6 triliun dengan aset Rp15,8 triliun. Bank NTB Syariah menyalurkan kredit Rp10,5 triliun dengan Net Interest Margin (NIM) 5,32 persen. Kinerja bottom line NTB Syariah juga positif dengan laba bersih Rp112 miliar.
2. Bank Lampung
Pada 8 November 2024, Bank Jatim meneken shareholder agreement dengan Bank Lampung. Dalam rangka pemenuhan modal inti minimum, BJTM mengalokasikan modal hingga Rp150 miliar untuk masuk sebagai pengendali Bank Lampung.
Kinerja Bank Lampung hingga kuartal II-2024 cukup positif dengan laba bersih sebesar Rp71 miliar. Modal inti Bank Lampung tercatat Rp1,2 triliun dengan aset mencapai Rp7 triliun.
3. Bank Banten
Bank Jatim juga menjalin komunikasi strategis dengan PT BPD Banten Tbk atau Bank Banten (BEKS) yang tengah berupaya memulihkan kinerjanya. Hingga kuartal II-2024, kinerja bottom line Bank Banten sudah positif Rp4 miliar.
BJTM melihat Bank Banten memiliki prospek usai diambil alih oleh Pemprov Banten. Dengan aksi strategis itu, maka Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) pemda-pemda di Banten wajib disimpan di Bank Banten. Pemegang saham BEKS sendiri telah menyetujui masuknya Bank Jatim sebagai pengendali.