"Layanan ini mencakup pengelolaan keuangan perusahaan melalui Qlola, Trade Finance, hingga dukungan pembiayaan dan pendampingan di tingkat petani plasma (KUR)," kata Agus.
Langkah pembiayaan ini juga sejalan dengan upaya mewujudkan Asta Cita Pemerintah, khususnya cita kelima yang menekankan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Melalui dukungan ini, BRI memperkuat perannya dalam mendukung pengembangan industri sawit nasional yang berdaya saing dan berorientasi keberlanjutan.
Selain BRI, sejumlah bank yang terlibat dalam kredit sindikasi ini yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor Indonesia (LPEI), PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA), PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII), PT Bank KB Indonesia Tbk (BBKP), dan PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI).
CEO SSMS Jap Hartono mengatakan, fasilitas pembiayaan ini merupakan bagian dari strategi SSMS dalam memperkuat struktur keuangan dan operasional melalui pembiayaan kembali atas fasilitas pinjaman sebelumnya, guna menciptakan struktur pendanaan yang lebih efisien dan selaras dengan arah bisnis perusahaan. Fasilitas ini juga untuk mendukung rencana SSMS mengakuisisi PT SML sebagai langkah ekspansi untuk memperbesar skala dan portofolio usaha grup.
“Dengan penuh optimisme, kami sangat mengapresiasi dan menyambut aksi korporasi ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat posisi Perseroan sebagai pelaku usaha perkebunan kelapa sawit," katanya.
"Kami percaya bahwa langkah ini akan semakin memperkokoh fondasi bisnis dan membuka peluang baru bagi keberlanjutan dan peningkatan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujar Jap.