Kedua, minat investasi sudah mulai ada. Dia menyebut era bunga tinggi akan terjadi tahun depan, namun pada akhir 2023 bunga akan cenderung flat dan pada tahun 2024 akan kembali mereda.
Dengan proyeksi tersebut, consumer good diperkirakan akan semakin laku pada 2024. Ketiga, BCA melihat sektor pertambangan dan perkebunan sawit atau CPO masih akan menarik tahun depan.
Sementara itu, Laporan Likuiditas Bulanan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan kredit masih meningkat secara bertahap seiring pemulihan aktivitas bisnis. Sedangkan pertumbuhan DPK masih akan tumbuh dengan laju yang lebih lambat.
Pertumbuhan penyaluran kredit bank juga diperkirakan masih akan dilakukan secara selektif dengan pengelolaan pencadangan yang memadai. Perpanjangan relaksasi kredit restrukturisasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga 2023 bisa mengurangi tekanan neraca perbankan.
“Berlanjutnya peningkatan permintaan kredit akan menjadi tantangan bagi bank dalam mengelola likuiditasnya sekaligus tetap menjaga pertumbuhan kredit yang sehat,” mengutip Laporan LPS, Minggu (25/12) lalu.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyatakan tren kenaikan suku bunga yang berpotensi menaikkan risiko kredit dan menekan likuiditas.
Meski begitu, dia melihat industri perbankan masih bisa mengelola tantangan tersebut dengan baik. Hal itu berdasarkan asesmen terhadap rencana bisnis bank (RBB) yang sudah dikompilasikan.
“Kredit 2023 akan tumbuh di seluruh sektor, dengan mesin utama sektor perdagangan besar dan eceran serta sektor industri pengolahan,” ujar Dian.
(FRI)