Meskipun begitu, bank-bank di AS masih menghadapai berbagai masalah. Nilai saham masih mengalami penurunan karena para investor khawatir bank-bank akan menghadapi kerugian deposit, penurunan margin, kenaikan biaya modal, dan ketatnya regulasi. Gedung Putih meminta regulator untuk meningkatkan pengawasan terhadap bank-bank regional.
Fokusnya kini bergeser pada apakah bank-bank akan menurunkan aktivitas pinjaman. Hal ini akan mengurangi aliran kredit ke usaha dan rumah tangga. Pinjaman bank turun hampir USD105 miliar selama dua minggu yang berakhir pada dua minggu terakhir Maret. Penurunan ini merupakan yang terbesar sejak 1973.Investor akan memantau hasil laporan keuangan bank bulan ini untuk melihat apakah ada tanda-tanda perlambatan pinjaman. Pekan ini, tiga bank terbesar di AS, termasuk JPMorgan Chase (JPM), akan melaporkan hasil laporan keuangan mereka.
Goldman menduga sebagian besar penurunan pinjaman komersial dan industri bukan disebabkan oleh faktor musiman, bukan gejolak perbankan akhir-akhir ini. Goldman mencatat aktivitas pinjaman sudah diperketat sebelum gejolak perbankan terjadi karena kekhawatiran resesi.
“Hal ini jadi alasan utama mengapa kami memperkirakan pengetatan lebih lanjut dalam standar pinjaman hanya akan bersifat inkremental dan dampaknya terhadap perekonomian akan moderat, bukan dramatis,” lanjut Goldman.
(WHY/Anggerito Kinayung Gusti)