IDXChannel - Pemerintah telah menargetkan agar dapat mencapai kondisi nol karbon selambat-lambatnya pada 2060 mendatang. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong dunia usaha dan sektor industri agar dapat menyegerakan penerapan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social and Governance/ESG).
Tak hanya di sektor manufaktur, pertambangan dan sejumlah sektor lain yang berkaitan langsung dengan isu lingkungan, penerapan prinsip ESG juga dinilai penting bagi sektor finansial. Salah satunya adalah sektor perbankan.
"Memang kita di perbankan bukan seperti sektor manufaktur yang bersinggungan langsung dengan persoalan limbah hasil olahan dan sebagainya. Tapi jangan salah, bank itu juga menghasilkan sampah dan hasilnya tidak sedikit. Salah satunya yang jadi concern kami dalam tiga tahun terakhir adalah sampah elektronik," ujar Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Vera Eve Lim, dalam seminar virtual Capital Market Summit & Expo (CSME) 2022, Kamis (13/10/2022).
Menurut Vera, pihak BCA saat ini terus berupaya mengakselerasi pelaksanaan operasional perusahaan yang ramah lingkungan dengan telah berkontribusi terhadap pengurangan CO2 sebesar 887,8 ton. Kalangan perbankan sejauh ini juga terus berusaha mengurangi polusi dan meminimalisir pembuangan sampah melalui inisiatif daur ulang yang mencapai sekitar 13 ton sampah.
"Tahun ini yang kami selesaikan itu terkait dengan arsip. Arsip di bank itu banyak sekali. Bisa dibayangkan setiap akad kredit itu pasti ada dokumennya. Itu baru akad kredit, belum bicara funding, nasabah buka rekening dan sebagainya dokumennya juga ada dan harus disimpan. Untuk arsip yang sudah selesai masa penyimpanannya, tahun ini kita mulai daur ulang. Memang jadi pekerjaan tambahan, tapi kalau komitmen kita mendukung how the bank can promoting enviromentally-friendly operation, saya pikir itu hal yang sangat bagus," tutur Vera.