IDXChannel - Konflik berkepanjangan antara Israel dan Iran berpotensi mendorong Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga acuan lebih cepat.
"Kenaikan harga minyak yang berkelanjutan dapat menyebabkan The Fed bersikap lebih lunak," kata Kepala Ekonom Oxford Economics Ryan Sweet dalam catatannya kepada klien, dilansir dari Yahoo Finance pada Selasa (17/6/2025).
Sweet menjelaskan, lonjakan harga minyak yang berkepanjangan dapat menekan permintaan dan pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS).
Lonjakan harga minyak yang tiba-tiba biasanya hanya menyebabkan kenaikan inflasi yang bersifat sementara. Namun dengan ekonomi yang sudah melemah, hal tersebut dapat menimbulkan ancaman yang lebih besar terhadap pasar tenaga kerja.
"Ekonomi telah melambat dan menjadi rentan," kata Sweet.
"Jika The Fed melihat pukulan terhadap ekonomi dan pasar tenaga kerja lebih besar daripada lonjakan inflasi, bank sentral dapat memangkas suku bunga lebih cepat," katanya.
Pada Senin, harapan meredanya ketegangan antara Iran dan Israel memicu reli di pasar saham AS dan menstabilkan harga minyak mentah menjadi sekitar USD70 per barel, setelah lonjakan harga terbesar dalam tiga tahun pekan lalu.
Namun Sweet mencatat, mungkin perlu waktu berminggu-minggu sebelum pasar mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang arah harga minyak.
Sweet mengatakan, The Fed mungkin belum akan memangkas suku bunga acuan pada pertemuan kebijakan pekan ini. Namun jika harga minyak naik secara berkelanjutan, pemangkasan dapat terjadi di bulan-bulan setelahnya. (Wahyu Dwi Anggoro)