Jadi Penopang Likuiditas, BI Ikut Berpartisipasi dalam Renminbi Liquidity Arrangement

IDXChannel - Bank Indonesia (BI) telah memastikan keikutsertaannya dalam kerjasama Renminbi Liquidity Arrangement (RMBLA) yang diinisiasi oleh organisasi internasional kerja sama antara bank sentral, Bank for International Settlement (BIS). Menurut BI, kerjasama ini penting dilakukan, salah satunya untuk memperkuat likuiditas di tengah tekanan volatilitas pasar keuangan.
"Kerjasama RMBLA akan menjadi salah satu penopang likuiditas yang dapat dimanfaatkan ke depan pada saat terjadi volatilitas di pasar keuangan," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam keterangan resminya, Minggu (26/6/2022).
Kerjasama RMBLA sendiri diresmikan lewat penandatanganan BI dan BIS bersama dengan bank sentral negara-negara lain di kawasan Asia dan Pasifik, yaitu Bank Negara Malaysia (BNM), Hong Kong Monetary Authority (HKMA), Monetary Authority of Singapura (MAS), Central Bank of Chile, dan People's Bank of China (PBC). Penandatanganan dilakukan di sela rangkaian sidang tahunan BIS, di Basel, Swiss, Sabtu (25/06/2022).
Menurut Perry, RMBLA dikembangkan dengan tujuan untuk menyediakan likuiditas kepada bank-bank sentral yang berpartisipasi dari kawasan Asia-Pasifik melalui skema reserve pool. Setiap bank sentral yang berpartisipasi nantinya bakal memberikan kontribusi minimum sebesar 15 miliar renminbi, atau ekuivalen dalam dolar AS, dan ditempatkan secara bersama-sama di BIS.
BANK INDONESIA PROYEKSIKAN INFLASI JUNI 2022
Perry menjelaskan bahwa kerjasama ini juga akan semakin memperkuat kerja sama keuangan antara BI dan BIS, sehingga diharapkan juga dapat berkontribusi secara langsung terhadap stabilitas sistem keuangan di kawasan.
Perjanjian RMBLA ditandatangani secara langsung oleh Gubernur BI Perry Warjiyo, General Manager BIS Agustin Carstens, Gubernur Central Bank of Chile Rosanna Costa, Gubernur BNM Tan Sri Nor Shamsiah Mohd. Yunus, Chief Executive HKMA Eddie Yue, Managing Director MAS Ravi Menon, dan Gubernur PBC Yi Gang. (TSA)