Untuk meningkatkan pertumbuhan, BRI Finance terus mengembangkan digitalisasi proses bisnis, pengembangan produk yang menarik, dan meningkatkan sinergi BRI Group maupun BUMN group.
Ari lanjut menjelaskan, hal tersebut diiringi pula dengan menjaga kualitas pembiayaan melalui proses seleksi yang seksama dengan memanfaatkan tools yang tersedia terhadap calon debitur yang akan disetujui untuk meminimalisir risiko gagal bayar.
Menurut Ari, dengan kemampuan perseroan memitigasi risiko, manajemen BRI Finance memproyeksikan pertumbuhan piutang pembiayaan secara tahunan hingga Desember 2023 berkisar 12,5%. Sedangkan besarnya piutang pembiayaan BRI Finance pada akhir Juni 2023 telah mencapai lebih dari Rp7 triliun.
“Melihat kondisi eksternal terutama penjualan mobil yang masih menunjukan tren positif, keragaman produk yang dimiliki perusahaan pembiayaan, dan inisiatif strategi yang dimiliki perusahaan, BRI Finance tetap optimistis dapat menyalurkan pembiayaan baru di atas Rp6 triliun tahun ini,” lanjutnya.
Untuk merealisasikan aspirasi tersebut, selain terus melakukan ekspansi penjualan dengan tetap memperhatikan kualitas atau profil dari calon debitur. Perseroan pun melakukan rekomposisi portofolio pembiayaan konsumer ke arah pembiayaan yang memberi yield yang lebih tinggi.
Perusahaan juga terus mengembangkan kapabilitas untuk menjaga pertumbuhan bisnis melalui pengembangan digitalisasi dengan berbagai tools guna memitigasi risiko agar proses cepat dan akurat.
“Kami pun terus melakukan pengembangan fitur produk yang menarik agar dapat bersaing di pasar. Juga tentunya meningkatkan kompetensi pekerja agar lebih agile dalam menghadapi setiap perubahan kondisi eksternal yang dinamis, sehingga produktivitas tetap terjaga,” katanya.
(FRI)