IDXChannel - PT Bank Jago Tbk (ARTO) meraih laba bersih setelah pajak sebesar Rp86 miliar dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Capaian tersebut naik 71 persen dibandingkan periode yang sama 2023 sebesar Rp50 miliar.
Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung mengatakan, sebagai bank berbasis teknologi, Bank Jago berhasil menjaga dan menumbuhkan profitabilitas tanpa menurunkan kualitas pertumbuhan dan tanpa membakar modal yang besar.
"Ke depan, kami tetap konsisten berkolaborasi dan berinovasi untuk menghadirkan fitur-fitur yang mendasar maupun yang menjadi keunikan Jago,” katanya lewat keterangan resmi, Senin (28/10/2024).
Arief mengatakan, ARTO mencatat kinerja positif, baik dari sisi jumlah nasabah, dana pihak ketiga (DPK), maupun penyaluran kredit. Sejauh ini, nasabah funding melalui Aplikasi Jago telah mencapai lebih dari 11,1 juta. Jika nasabah lending ikut dihitung, maka total nasabah Bank Jago mencapai 14,1 juta.
Dari jumlah nasabah funding Aplikasi Jago, lebih dari 67 persen berasal dari mitra ekosistem, di antaranya ekosistem GoTo serta platform reksadana online Bibit yang terhubung secara seamless dengan Aplikasi Jago.
“Kami percaya upaya berkolaborasi dengan ekosistem digital, menggabungkan berbagai inovasi digital, serta menerapkan strategi bisnis dan fundamental yang berkelanjutan, merupakan model bisnis yang tepat untuk menumbuhkan bisnis Bank Jago,” tuturnya.
Pertumbuhan pengguna Aplikasi Jago tersebut sejalan dengan penghimpunan DPK yang mencapai Rp16,9 triliun, tumbuh 64 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,3 triliun. Sebanyak 57 persen dari jumlah DPK atau sebesar Rp9,6 triliun merupakan current account and savings account (CASA), sedangkan sisanya 43 persen atau Rp7,3 triliun merupakan term deposit (TD).
Selain itu, Bank Jago juga menyalurkan kredit sebesar Rp17,3 triliun hingga 30 September 2020 atau tumbuh 59 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,9 triliun. Melalui kolaborasi dengan berbagai mitra seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.
"Penyaluran kredit dilakukan secara berkualitas dan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Ini tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,2 persen," kata Arief.
Pertumbuhan kredit yang berkualitas juga mendorong aset Bank Jago menjadi Rp26,8 triliun, tumbuh 40 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 19,1 triliun. Sementara rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 45,6 persen yang menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.
(Rahmat Fiansyah)