Seiring waktu, Daniel pun menyadari bahwa sambalnya tidak hanya digemari oleh pelanggan lokal, tetapi juga oleh mereka yang merindukan cita rasa masakan rumahan Indonesia. Momen tersebut membuat Daniel berpikir ulang tentang cara agar sambalnya dapat menjangkau lebih banyak orang.
Dari sinilah ide untuk memproduksi sambal kemasan muncul, menghadirkan rasa autentik masakan rumah khas Indonesia bagi siapa pun, termasuk diaspora yang merindukan kampung halaman.
“Kami sadar, orang suka sambalnya. Jadi, kenapa tidak dijual terpisah saja? Dari situ, kami mulai produksi sambal dalam kemasan,” kata dia.
Keputusan itu terbukti tepat. Hasilnya, tidak hanya diterima di pasar lokal, Sambal Kawani berhasil mencatatkan pesanan dari Taiwan ribuan botol untuk setiap pemesanan dan terus mengembangkan produknya menjadi 18 varian rasa, seperti sambal ikan roa, cakalang, cumi, oseng iga, teri pete, hingga chili oil.
“Tahun ini, permintaan dari Taiwan tidak hanya untuk sambal bawang, tetapi juga untuk varian rasa baru. Oleh karena itu, kami mulai mengembangkan lebih banyak varian rasa sambal yang sesuai dengan selera pasar,” ujar Daniel.