Kemudian nilai collection melalui Bank Mandiri mencapai Rp8 triliun tiap bulan, atau sekitar 30 persen dari total collection PLN. Ini berarti secara transaksi treasury mencapai 40 persen.
"Setelah MoU ini terjalin, kami berharap akan ada berbagai kerjasama yang lebih erat dan intensif baik dalam bentuk_workshop, training, FGD dan kolaborasi lain_ yang dampaknya sangat besar bagi Bank Mandiri. Karena kami dapat melihat secara lebih jelas dan mengetahui lebih luas dan dalam industri ketenagalistrikan beserta supply chain yang terlibat didalamnya,” ujarnya.
Sementara itu, seiring dengan strategi PLN mendorong proyek energi baru terbarukan (EBT), Bank Mandiri akan memberikan perhatian lebih untuk sektor ini.
Susana menjelaskan, sejauh ini Bank Mandiri telah memiliki portofolio pembiayaan di pembangkit listrik mikro hidro (PLTMH) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Berdasarkan data Bank Mandiri, penyaluran pembiayaan untuk sektor kelistrikan di Indonesia mencapai Rp 800 triliun. Untuk itu ke depannya, Bank Mandiri akan mendorong pembiayaan proyek kelistrikan berbasis EBT.