IDXChannel - PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) mencatatkan Laba Sebelum Pajak (PBT) sebesar Rp283 miliar di semester I-2024.
Laba ini turun dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai Rp1,27 triliun. Berdasarkan ikhtisar laporan keuangan konsolidasian Maybank Indonesia per 30 Juni 2024, BNII mencatat pertumbuhan kredit dua digit sebesar 11,9 persen atau mencapai Rp123,03 triliun.
“Di tengah berbagai tantangan, Bank telah berhasil meningkatkan kinerja bisnis intermediasinya dengan menangkap berbagai peluang pertumbuhan melalui penerapan strategi ‘super growth’ didukung upaya berkelanjutan kami dalam memperkuat sinergi ‘One-Maybank’," ujar Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan dalam keterangan resmi, Selasa (30/7/2024).
Secara rinci, kredit global banking naik 12,6 persen menjadi Rp45,64 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp40,55 triliun.
Kredit segmen Large Local Corporate (LLC) global banking juga tumbuh 17,0 persen, dikontribusi oleh pembiayaan large local corporations.
Sementara itu, kredit untuk segmen grup Financial Institutions (FIG) naik 59,1 persen menjadi Rp15,68 triliun didorong pembiayaan jangka menengah. Permintaan pasar domestik terhadap barang dan jasa turut mendorong pertumbuhan kredit yang kuat pada segmen ritel dan non-ritel pada Community Financial Services (CFS) Ritel dan Non-ritel dengan pertumbuhan sebesar 11,5 persen di seluruh segmennya.
Portofolio kredit Non-ritel Community Financial Services (CFS) tumbuh 19,8 persen menjadi Rp33,46 triliun dari Rp27,93 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Ini didukung oleh pertumbuhan pada segmen Business Banking sebesar 25,1 persen, diikuti kredit untuk sektor UKM (SME+) yang tumbuh 17,0 persen, dan kredit untuk mendukung sektor UMKM ritel (RSME) yang meningkat sebesar 16,7 persen.
Demikian juga, kredit CFS Ritel juga tumbuh 5,9 persen didukung pembiayaan ritel otomotif Anak Perusahaan yang menyumbang pertumbuhan sebesar 6,7 persen dan bisnis kartu kredit dan KTA yang tumbuh 17,5 persen.
Maybank mencatat pertumbuhan aset konsolidasi sebesar 14,2 persen menjadi Rp189,16 triliun dari Rp165,62 triliun pada periode yang sama tahun lalu, didukung utamanya oleh pertumbuhan kredit. Simpanan nasabah tumbuh 4,7 persen menjadi Rp115,58 triliun dari Rp110,38 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Rasio Non-Performing Loan (NPL) juga membaik menjadi 2,7 persen (gross) dan 1,7 persen (net). Saldo NPL menurun sebesar 10,7 persen dan rasio Loan at Risk (LAR) membaik menjadi 9,0 persen dari 11,5 persen.
Pada Juni 2024, Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank pada level 90,8 persen dan Liquidity Coverage Ratio (LCR) pada level sehat sebesar 169,6 persen, jauh di atas ketentuan regulator. Rasio Kecukupan Modal (CAR) tetap kuat pada level 23,5 persen dan Common Equity Tier 1 (CET 1) sebesar 22,3 persen.
(DESI ANGRIANI)