sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mengintip Kinerja Bank Big Four di Sepanjang 2022, Siapa Paling Cuan?

Banking editor Anggie Ariesta
01/02/2023 10:36 WIB
Kinerja bank big four alias perbankan besar sepanjang 2022 ditutup positif dengan angka kenaikan double digit.
Mengintip Kinerja Bank Big Four di Sepanjang 2022, Siapa Paling Cuan? Foto: MNC Media.
Mengintip Kinerja Bank Big Four di Sepanjang 2022, Siapa Paling Cuan? Foto: MNC Media.

IDXChannel - Kinerja bank big four alias perbankan besar sepanjang 2022 ditutup positif dengan angka kenaikan double digit.Mulai dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang akan menyusul.

BCA mencatatkan laba bersih Rp40,7 triliun. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam dalam paparan kinerja BCA 2022 menyampaikan perolehan laba ini meningkat 29,6% dibandingkan periode sebelumnya. 

Tak hanya laba, BCA mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 11,7% year on year (YoY) sepanjang 2022. Pencapaian ini juga mendukung dana giro dan tabungan atau current account saving account (CASA) naik 10,6% YoY di Desember 2022.

Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Rasio loan at risk (LAR) turun 10,0% di 2022, dibandingkan 14,6% di 2021. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat sebesar 1,7% di 2022, turun dari 2,2% di tahun sebelumnya.

Sebelum BCA, ada BNI yang melaporkan kinerja positif padaa 2022. BNI membukukan laba bersih sebesar Rp18,3 triliun sepanjang 2022 atau naik 68% dibandingkan laba bersih 2021.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, realisasi laba bersih tersebut lebih tinggi dari estimasi. Bahkan, realisasi ini jauh di atas pencapaian sebelum pandemi dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah BNI.

Penyaluran kredit yang dilakukan secara selektif ini, jelas Royke, berdampak pada perbaikan kualitas aset di mana ratio loan at risk (LaR) BNI turun dari 23% menjadi 16% dan tingkat biaya kredit atau cost of credit turun dari 3,3% menjadi 1,9% di 2022.

Selanjutnya ada Bank Mandiri yang secara mengejutkan melaporkan kenaikan laba yang sejauh ini tertinggi dibandingkan BCA dan BNI. Hal tersebut dilaporkan oleh Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam paparan kinerja pada Selasa (31/1/2023).

Bank Mandiri berhasil mencetak laba bersih senilai Rp41,2 triliun di sepanjang 2022. Nilai itu tumbuh 46,89% dari posisi 2021 sebesar Rp28,02 triliun.

Menurut Darmawan, pertumbuhan laba bersih tersebut turut ditopang oleh optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Tercatat, hingga akhir 2022, kredit secara konsolidasi perseroan mampu tumbuh positif sebesar 14,48% (YoY) dari Rp1.050,15 triliun menjadi Rp1.202,2 triliun.

Melihat pencapaian tersebut, Bank Mandiri optimis pertumbuhan kredit di 2023 mampu tumbuh di kisaran 10%-12% secara YoY. Adapun total aset Bank Mandiri secara konsolidasi pun berhasil menyentuh Rp1.992,6 triliun atau tumbuh 15,5% secara tahunan. Total aset tersebut juga menjadi rekor terbesar sepanjang sejarah perseroan.

Pencapaian kredit Bank Mandiri tahun lalu pun melampaui pertumbuhan kredit secara industri sebesar 11,35%.

Per akhir 2022, rasio non performing loan (NPL) Bank Mandiri secara bank only berhasil menurun sebesar 93 basis poin (bps) secara YoY ke level 1,88%.

Terakhir adalah Bank BRI yang dalam waktu dekat akan merilis laporan keuangan tahun buku 2022. Direktur Utama BRI Sunarso ternyata sudah membocorkan kisaran laba bersih yang dapat menyentuh Rp40 triliun dan akan diumumkan segera.

Sunarso mengklaim pencapaian itu paling besar dibandingkan bank maupun perusahaan pelat merah lainnya. Sebelumnya, hingga sembilan bulan 2022, BRI Group berhasil membukukan laba sebesar Rp39,31 triliun.

“Untuk full year akan kami publikasi pada 8 Februari mendatang. Kalau di sembilang bulan sudah Rp39 triliun, saya yakin secara full year pasti di atas Rp40 triliun. Duit itu akan kita kembalikan kepada pemerintah baik dari pajak maupun dividen,” ujar Sunarso saat rapat bersama komisi VI, Senin (30/1/2023) lalu.

Sunarso menjelaskan, saat ini rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) BRI berada pada level 25%. Angka ini di atas besaran CAR sehat perbankan yang berada pada angka 17-18%.

Adapun Sunarso juga menyebut bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya dari perolehan laba. Nantinya, dana tersebut tak hanya segera dialokasikan untuk pajak dan kepada pemegang saham melalui dividen, tetapi juga setoran ke pemerintah. (NIA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement