Adapun sepanjang 2024, OCBC Indonesia menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp205,93 triliun. Angka ini naik 13 persen yoy atau dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp181,76 triliun.
Pertumbuhan DPK tersebut ikut mendorong kenaikan total aset NISP hingga 13 persen yoy, menjadi sebesar Rp281 triliun.
Dengan demikian, pertumbuhan laba bersih OCBC Indonesia mencapai 19 persen (yoy) atau Rp4,9 triliun.
Pertumbuhan laba bersih tersebut didorong oleh pendapatan bunga bersih, yang naik sebesar 11 persen yoy menjadi sebesar Rp11,05 triliun. Di samping itu, beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atas aset keuangan juga turun signifikan hingga 87 persen yoy menjadi sebesar Rp151 miliar.
OCBC Indonesia juga tetap menjaga kualitas asetnya sepanjang 2024, dengan angka rasio Kredit Bermasalah Bruto (NPL Gross) yang stabil di level 1,6 persen, kemudian NPL Net pada level 0,6 persen, dan Loan At Risk (LAR) di level 4,8 persen.
(Febrina Ratna Iskana)