IDXChannel - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan ekonomi dunia dalam 12 bulan terakhir ini telah berubah secara dramatis. Tercermin dari tingginya suku bunga di Amerika Serikat (AS) dan Eropa untuk memerangi tekanan inflasi.
Hal ini berujung pada banyaknya investor startup dengan banyak likuiditas menjadi tidak ada lagi dan tidak lagi tersedia, sehingga perusahaan atau bisnis startup teknologi digital, termasuk di dalamnya fintech harus bersaing di pasar modal yang lebih kompetitif.
Oleh karena itu, mereka pun terdorong harus lebih prospektif dalam proposisi bisnis mereka. Tak hanya itu saja, mereka perlu meningkatkan GRC mereka, tata kelola, kepatuhannya, transparansi, dan tentu saja profitabilitas mereka.
"Sekarang intinya jauh lebih penting dari sekedar penilaian prospek tidak seperti di masa lalu, seperti masa lalu para startup ini yang awalannya lebih indah, tetapi ini adalah kenyataan baru yang harus mereka hadapi," ujar Mahendra dalam Enhancing Policy Calibration for Macro Financial Resilience di Nusa Dua, Selasa (28/3/2023).
Dia pun mengingatkan, di sisi lain, bank koin dan perusahaan finansial yang biasanya meminjamkan uang ke sektor ini menghadapi risiko mismatch suku bunga tenurial di dalam manajemen liabilitas aset.
"Jadi mereka harus meningkatkan aplikasi mereka dan cara pengurusan manajemen kewajiban asetnya, dan seperti yang telah kita saksikan, fenomena kebangkrutan Silicon Valley Bank misalnya," ucap Mahendra.
Dengan pembelajaran tersebut, dia menegaskan bahwa regulator, termasuk OJK, harus lebih waspada dalam menyeimbangkan dan menavigasikan prinsip-prinsip penting dari perbankan dan keuangan.
"Tetapi pada saat yang sama kita perlu terus memiliki perusahaan startup digital, perusahaan fintech untuk berkontribusi lebih jauh pada inklusi keuangan dan literasi keuangan yang telah kita nikmati beberapa pencapaiannya. Namun untuk itu kita perlu meningkatkan aspek kehati-hatian dan tentunya dengan aspek regulasi dan pengawasan sektor terkait digital ini," tambah Mahendra.
Termasuk juga untuk mendorong konsolidasi antara startup dan perusahaan sehingga mereka memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap turbulensi dari perspektif investor.
“Kita bisa berharap manfaat dari kontribusi inovatif dan kreatif yang telah dimainkan oleh industri ini hingga saat sekarang akan berlanjut," ujarnya.
(FRI)