"Kita berharap bahwa penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh P2P ini bisa difokuskan ke arah pembiayaan ke sektor UMKM," lanjutnya.
Sulitnya mengakses pembiayaan menjadi tantangan bagi segmen akar rumput dalam memulai usaha. Survei Bank Indonesia (BI) 2020 menunjukkan sekitar 69,5% UMKM masih belum memiliki akses kredit perbankan. Padahal, UMKM segmen akar rumput adalah kelompok yang memiliki resiliensi tinggi untuk menopang pertumbuhan perekonomian riil Indonesia.
Chief Risk and Sustainability Officer Amartha, Aria Widyanto melaporkan lanskap fintech Indonesia sendiri memang menunjukkan perkembangan pesat dengan hadirnya beragam layanan. Tren peningkatan volume penyaluran pinjaman secara digital dari Januari 2020 - September 2023 tercatat Rp21 triliun.
"Penyaluran kredit mikro Amartha sendiri tujuan utamanya adalah mendukung segmen akar rumput agar produktif sekaligus dorong pemerataan kesejahteraan di wilayah rural," pungkasnya.
(FRI)