Namun, hal ini menciptakan peluang bagi pelaku industri untuk mengadopsi standar pelaporan keberlanjutan yang lebih baik, serta mendorong kolaborasi lintas sektor dalam menyediakan data yang andal bagi pengambilan keputusan pembiayaan yang lebih terinformasi.
"Perkembangan global yang menunjukkan ketidakpastian terhadap komitmen transisi hijau, seperti langkah sejumlah pihak di AS terhadap Paris Agreement dan Net-Zero Banking Alliance," tutur Dian.
Langkah pemerintah AS dan diikuti oleh beberapa lembaga keuangan intenasional justru menegaskan perlunya penguatan komitmen nasional dan regional dalam agenda pembiayaan hijau.
Situasi ini menjadi peluang bagi Indonesia dan negara-negara kawasan untuk menunjukkan kepemimpinan dalam mendorong transisi energi yang adil dan inklusif secara mandiri.
Dian menyebut, Indonesia tetap berkomitmen untuk melanjutkan agenda keuangan berkelanjutan sesuai dengan kebijakan nasional dan kepentingan domestik, serta tetap menjunjung tinggi komitmen Net Zero Emissions (NZE) Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat dalam berbagai forum internasional.