IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan indeks literasi masyarakat yang masih rendah menjadi hambatan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Padahal, potensi pasar industri halal dan keuangan syariah di Indonesia sangat besar.
Berdasarkan State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2022, Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara dengan konsumen produk halal di dunia.
“Masih ada PR yang kita hadapi, yakni tantangan rendahnya indeks literasi ekonomi dan keuangan syariah,” kata Kepala Grup Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah OJK, Muhammad Ismail Riyadi dalam siaran pers, Senin (26/6/2023).
Dalam survei yang dilakukan OJK tahun 2022 lalu, literasi keuangan syariah berada di level 9,14% dan inklusi berada di level 12,12%. Sementara indeks literasi ekonomi syariah berada di level 23,3%, namun ditargetkan naik hingga 50% di 2024 mendatang.
Ismail mengatakan bahwa peningkatan literasi dan inklusi keuangan menjadi bagian yang harus dilakukan secara kolaboratif, baik oleh OJK, pemerintah, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), pelaku industri keuangan maupun elemen masyarakat lainnya.
"Karena industri halal dan literasi dan inklusi keuangan syariah harus saling menguatkan untuk berkembang, dan pendekatan sekarang yang harus dilakukan dalam pengembangan keuangan syariah memang harus masuk ke ekosistemnya," kata Ismail.
Dalam hal ini, regulator memiliki tiga arah kebijakan strategis khusus literasi dan inklusi keuangan. Pertama, mengembangkan infrastruktur baik literasi dan inklusi keuangan syariah. Kedua, akselerasi dan edukasi keuangan syariah secara masif dan kolaboratif. Ketiga, pengembangan produk dan akses keuangan syariah melalui pendekatan ekosistem.