Sementara itu, Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS, Sutan Emir Hidayat menuturkan, untuk menggenjot indeks literasi dan inklusi ekonomi dan keuangan syariah bisa difokuskan kepada generasi muda melalui pendekatan gaya hidup halal.
Generasi muda, kata Sutan, sangat potensial untuk mendorong pengembangan produk dan jasa keuangan syariah.
Hal ini lantaran generasi Z menyumbang 27,94% dalam komposisi kependudukan di Indonesia. Sementara generasi Y dan generasi Milenial menyumbang komposisi kependudukan di Indonesia sebanyak 25,87%.
"Dengan prediksi dan tren sosial berkembang tersebut, maka sangat tepat jika pengembangan ekonomi syariah dan industri halal dikembangkan dengan pendekatan halal gaya hidup, karena mampu mengombinasikan antara sisi spiritual, psikologis, aktivitas sehari-hari, hobi, dan tren bisnis dalam satu tarikan nafas," ujar Sutan.
Dari sisi pasar modal syariah, hambatan yang dialami meliputi pelaku, instrumen dan infrastruktur. Tingkat literasi pasar modal syariah dinilai cukup rendah yakni berada di level 4,11% pada 2022, jauh di bawah perbankan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang belum tersentuh, karena mayoritas investor yang masuk pasar modal syariah adalah milenial.
Dari sisi instrumen datang dari sisi suplai, di mana varian instrumen pasar modal syariah sangat sedikit. Kemudian dari sisi infrastruktur, terdapat lag ketika melakukan transaksi dan pembukaan rekening.
(FRI)