sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

OJK Sebut Rendahnya Literasi Hambat Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah

Banking editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
26/06/2023 08:54 WIB
OJK menyatakan indeks literasi masyarakat yang masih rendah menjadi hambatan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
OJK Sebut Rendahnya Literasi Hambat Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah. (Foto: MNC Media)
OJK Sebut Rendahnya Literasi Hambat Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan indeks literasi masyarakat yang masih rendah menjadi hambatan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Padahal, potensi pasar industri halal dan keuangan syariah di Indonesia sangat besar.

Berdasarkan State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2022, Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara dengan konsumen produk halal di dunia.

“Masih ada PR yang kita hadapi, yakni tantangan rendahnya indeks literasi ekonomi dan keuangan syariah,” kata Kepala Grup Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah OJK, Muhammad Ismail Riyadi dalam siaran pers, Senin (26/6/2023).

Dalam survei yang dilakukan OJK tahun 2022 lalu, literasi keuangan syariah berada di level 9,14% dan inklusi berada di level 12,12%. Sementara indeks literasi ekonomi syariah berada di level 23,3%, namun ditargetkan naik hingga 50% di 2024 mendatang.

Ismail mengatakan bahwa peningkatan literasi dan inklusi keuangan menjadi bagian yang harus dilakukan secara kolaboratif, baik oleh OJK, pemerintah, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), pelaku industri keuangan maupun elemen masyarakat lainnya. 

"Karena industri halal dan literasi dan inklusi keuangan syariah harus saling menguatkan untuk berkembang, dan pendekatan sekarang yang harus dilakukan dalam pengembangan keuangan syariah memang harus masuk ke ekosistemnya," kata Ismail.

Dalam hal ini, regulator memiliki tiga arah kebijakan strategis khusus literasi dan inklusi keuangan. Pertama, mengembangkan infrastruktur baik literasi dan inklusi keuangan syariah. Kedua, akselerasi dan edukasi keuangan syariah secara masif dan kolaboratif. Ketiga, pengembangan produk dan akses keuangan syariah melalui pendekatan ekosistem.

Sementara itu, Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS, Sutan Emir Hidayat menuturkan, untuk menggenjot indeks literasi dan inklusi ekonomi dan keuangan syariah bisa difokuskan kepada generasi muda melalui pendekatan gaya hidup halal.

Generasi muda, kata Sutan, sangat potensial untuk mendorong pengembangan produk dan jasa keuangan syariah.

Hal ini lantaran generasi Z menyumbang 27,94% dalam komposisi kependudukan di Indonesia. Sementara generasi Y dan generasi Milenial menyumbang komposisi kependudukan di Indonesia sebanyak 25,87%.

"Dengan prediksi dan tren sosial berkembang tersebut, maka sangat tepat jika pengembangan ekonomi syariah dan industri halal dikembangkan dengan pendekatan halal gaya hidup, karena mampu mengombinasikan antara sisi spiritual, psikologis, aktivitas sehari-hari, hobi, dan tren bisnis dalam satu tarikan nafas," ujar Sutan.

Dari sisi pasar modal syariah, hambatan yang dialami meliputi pelaku, instrumen dan infrastruktur. Tingkat literasi pasar modal syariah dinilai cukup rendah yakni berada di level 4,11% pada 2022, jauh di bawah perbankan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang belum tersentuh, karena mayoritas investor yang masuk pasar modal syariah adalah milenial.

Dari sisi instrumen datang dari sisi suplai, di mana varian instrumen pasar modal syariah sangat sedikit. Kemudian dari sisi infrastruktur, terdapat lag ketika melakukan transaksi dan pembukaan rekening. 

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement