Kondisi itu membuat rasio kredit bermasalah alias non-performing loans (NPL) menjadi stagnan pada 7,4 persen per 31 Desember 2021, lebih lemah dibanding rata-rata industri perbankan yaitu 3 persen pada 31 Desember 2021. Walau rasio kredit dalam perhatian khusus (kolektabilitas 2) bank membaik ke 10 persen pada 31 Desember 2021 dari periode sama 2020 di kisaran 17,3 persen.
Sementara fokus baru dari bisnis juga tidak dapat memberikan perbaikan pada profil profitabilitas dalam jangka dekat hingga menengah. Penurunan peringkat dapat terjadi jika terjadi penurunan pada profil likuiditas.
Pefindo dapat merevisi prospek menjadi stabil jika Bank dapat memenuhi modal inti minimum yang dipersyaratkan regulasi dan dapat berhasil melakukan refocus bisnis yang diindikasikan oleh turunnya konsentrasi kredit dan profitabilitas yang lebih baik. Sehingga kualitas aset juga menjadi baik.
Selanjutnya, Obligasi berkelanjutan I Tahap I 2017 sejumlah Rp300 miliar milik Bank Victoria akan jatuh tempo pada 11 Juli 2022. Kesiapan Bank Victoria untuk membayar obligasi jatuh tempo tersebut didukung penempatan pada Bank Indonesia (BI), dan bank lain sebesar Rp762,4 miliar pada 31 Desember 2021.
Obligor berperingkat idA memiliki kemampuan kuat memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Meski begitu, kemampuan itu mungkin akan mudah terpengaruh perubahan buruk keadaan, dan kondisi ekonomi. Tanda kurang (-) menunjukkan peringkat relatif lemah, dan di bawah rata-rata kategori bersangkutan.