IDXChannel - Pada kuartal I tahun 2021, Maybank Indonesia menempuh langkah yang lebih konservatif, dan hati-hati dalam melakukan ekspansi kredit di tengah dampak disrupsi pasar akibat wabah Covid-19.
Hal ini menyebabkan penyaluran kredit Maybank Indonesia turun 17,2% menjadi Rp101,7 triliun per 31 Maret 2021 dibanding Rp122,9 triliun per 31 Maret 2020.
Meski demikian, Maybank Indonesia akan terus menempuh langkah proaktif untuk membantu nasabah menghadapi tantangan dan fokus pada restrukturisasi kredit untuk memastikan dan memperhatikan keberlangsungan bisnis nasabah serta menjaga kualitas aset Bank.
Pada kuartal I, Maybank Indonesia melakukan berbagai langkah untuk mengelola biaya Overhead (OHC), sehingga dapat diturunkan 11,4% menjadi Rp1,4 triliun.
Hal ini didukung oleh berbagai upaya perbaikan terkait manajemen biaya Bank dan berbagai kebijakan manajemen untuk menekan biaya pada seluruh lini bisnis Bank, sehubungan dengan diberlakukannya work from home selama pandemi.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, meskipun di tengah kondisi yang menantang, rasio keuangan Bank relatif stabil.
Hal ini tercermin dari tingkat Non-Performing Loan (NPL) Bank yang berada pada 4,2% (gross) dan 2,4% (net) per Maret 2021, dibandingkan dengan tingkat NPL kuartal IV 2020 yang berada pada 4,0% (gross) dan 2,5% (net).
"Rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit (LDR Bank saja) juga tercatat sehat pada level 76,0%, sementara Liquidity Coverage Ratio (LCR Bank saja), atau Rasio Kecukupan Likuiditas, tercatat sebesar 202,0% per kuartal I 2021, jauh di atas ketentuan minimum sebesar 100%," beber dia, Jumat (30/4/2021).
Dana Pihak Ketiga perseroan relatif stabil, yakni tercatat sebesar Rp117,1 triliun pada Maret 2021. CASA bertumbuh 9,6% menjadi Rp48,0 triliun, dimotori kenaikan rekening giro sebesar 23,3%. Rasio CASA pun membaik menjadi 41,0% dari 37,4% tahun sebelumnya.
Posisi permodalan Bank tumbuh lebih kuat dengan Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat sebesar 25,3% per Maret 2021, dibandingkan 20,6% periode yang sama tahun lalu. Total modal tercatat naik menjadi Rp26,9 triliun dari Rp 26,2 triliun.
Sementara, laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) turun dari Rp538 miliar di Kuartal I 2020 menjadi Rp381 miliar di Kuartal I 2021. "Hal ini disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19 yang berkelanjutan sejak Kuartal I 2020," papar dia.
(SANDY)