“Kesehatan juga hampir setara, karena skornya sudah 0,97 sekian. Tapi untuk akses ekonomi dan politik pemerintahan, kita (keterlibatan perempuan) masih sangat kurang sekali. Maka dari itu, kami berusaha berdayakan perempuan, salah satunya untuk UMKM,” sambungnya.
Destry menyebut, perempuan punya potensi di setiap bidang dan semangat RA Kartini harus bisa menjadi pendorong agar perempuan di Indonesia tidak mudah menyerah dan putus asa mengejar cita-cita.
Dia juga mencontohkan angka partisipasi angkatan kerja perempuan di Jateng dan di Kabupaten Rembang lebih tinggi daripada pria.
“Kalau bicara masalah gender, mungkin kalau di abad 21 itu heboh di seluruh dunia. Tapi RA Kartini sejak abad 19 sudah bicara masalah gender, kesetaraan pria dan wanita. Kita sebagai bangsa dan negara Indonesia, bangga punya pejuang luar biasa RA Kartini,” ungkap dia.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menyebut RA Kartini dijadikan sebagai pendorong untuk menyelesaikan berbagai persoalan kompleks perempuan saat ini.
“Permasalahan kompleks, bicara isu, pendidikan, pengasuhan anak, kekerasan dan perkawinan anak hulunya adalah kemiskinan bisa diminimalisir,” paparnya.
Peringatan Hari Kartini ke-145 ini, kata Bintang, menjadi motivasi dan inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk bisa berjuang dan menentukan nasibnya sendiri. Perjuangan RA Kartini memperjuangkan kesetaraan dan keluar dari belenggu patriarki jadi bisa jadi semangat.
“Perempuan harus berdaya secara ekonomi. Sinergi dan kolaborasi, kerja sama jadi kekuatan selesaikan persoalan perempuan,” tukasnya.
(FAY)