IDXChannel - PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencatat laba bersih sebelum pencadangan (PPOP) Rp5 triliun, ataumeningkat 4,9 persen hingga kuartal III-2025. Penyaluran kredit juga tumbuh 5,4 persen yoy menjadi Rp158,9 triliun.
Direktur Utama Permata Bank, Meliza M Rusli mengatakan, capaian kinerja positif sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini menjadi pijakan penting dalam perjalanan Bank menuju fase pertumbuhan berikutnya.
“Pencapaian ini mencerminkan ketangguhan dan komitmen kami untuk terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan. Dengan fundamental yang kuat, dukungan penuh dari Bangkok Bank, serta kepercayaan nasabah yang terus meningkat, mendorong kami untuk memperkuat fondasi bisnis yang sehat, memperdalam hubungan dengan nasabah, dan memperkuat posisi sebagai Bank pilihan utama di setiap segmen," ujar Meliza dalam keterangan resmi, Selasa (28/10/2025).
Meliza menambahkan, Permata Bank akan tetap fokus pada pertumbuhan berkelanjutan, transformasi digital, dan penguatan budaya kolaboratif untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan sekaligus memperkuat kontribusinya terhadap perekonomian nasional.
Dalam menghadapi dinamika ekonomi global dan domestik yang penuh tantangan, Permata Bank tetap menerapkan prinsip kehati-hatian, khususnya dalam penyaluran kredit. Optimalisasi struktur neraca juga terus dilakukan untuk menjaga likuiditas di level yang memadai.
Rasio Loan-to-Deposit (LDR) tercatat sebesar 80,9 persen pada kuartal III-2025. Total aset bank tumbuh 5,7 persen yoy menjadi Rp269,3 triliun per September 2025.
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah naik 6,9 persen yoy menjadi Rp195,9 triliun, didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar 17,3 persen, sehingga rasio CASA meningkat menjadi 60,5 persen, dari 55,1 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Kredit segmen Korporasi tumbuh 8,2 persen yoy menjadi Rp93,9 triliun, sementara segmen Komersial meningkat 10,4 persen yoy menjadi Rp20,9 triliun. Kualitas aset tetap solid dengan NPL Gross di level 2,1 persen dan Loan at Risk (LAR) sebesar 7 persen, membaik dibandingkan tahun lalu (2,1 persen dan 8 persen).
Untuk mengantisipasi risiko kredit, bank membentuk NPL Coverage Ratio sebesar 351 persen dan LAR Coverage Ratio sebesar 107 persen. Bank juga terus melakukan restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset untuk menyelesaikan kredit bermasalah.
Dari sisi likuiditas, Liquidity Coverage Ratio (LCR) rata-rata berada di 292,9 persen dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) sebesar 132,9 persen hingga akhir September 2025.
Struktur permodalan juga sangat kuat, dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 35 persen dan Common Equity Tier-1 (CET-1) sebesar 26,8 persen.
Rasio ini menjadikan Permata Bank salah satu bank dengan permodalan terkuat di Indonesia, yang menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun anorganik.
Unit Usaha Syariah (UUS) Permata Bank juga mencatatkan kinerja solid. Laba Operasional sebelum Provisi naik 12 persen yoy menjadi Rp598,6 miliar, didukung oleh Pendapatan Setelah Distribusi Bagi Hasil yang tumbuh 9,4 persen yoy serta pengendalian biaya yang efisien.
Simpanan nasabah UUS meningkat menjadi Rp26,9 triliun, dengan pertumbuhan CASA 15,1 persen yoy, sehingga rasio CASA UUS naik menjadi 66,1 persen, lebih tinggi dari rata-rata industri perbankan syariah nasional.
(DESI ANGRIANI)