Sebagai informasi, BNI mencatatkan laba bersih hingga semester pertama 2024 sebesar Rp 10,7 triliun, naik 3,8 persen yoy. Pencapaian ini melampaui ekspektasi, didorong oleh beberapa faktor seperti momentum positif pertumbuhan kredit, stabilnya NIM, dan terjaganya credit cost.
Kredit yang disalurkan tumbuh di atas ekspektasi, didorong oleh likuiditas yang membaik, dengan pertumbuhan suplai uang serta peningkatan insentif Reserve Requirement Ratio (RRR).
"BNI melihat likuiditas yang lebih longgar ke depannya, seiring dengan turunnya penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) serta peluncuran aplikasi mobile banking baru, Wondr, pada Juli kemarin, di mana 69% tabungan ritel berasal dari aplikasi mobile," tulis Panin Sekuritas, dalam hasil risetnya.
Terkait kinerja ini, Panin Sekuritas merekomendasikan BUY dengan target harga Rp 6.200 (Price to Book Value Ratio 1,1x hingga 2025).
"Kami tetap melihat prospek positif di sektor perbankan, terutama untuk BBNI, didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 25-50 bps pada kuartal keempat 2024," tulis Panin Sekuritas, dalam riset tersebut.
(taufan sukma)