sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Poin Kunci Pidato Powell di Jackson Hole, Suku Bunga Masih akan Naik?

Banking editor Maulina Ulfa - Riset
28/08/2023 16:03 WIB
Pekan lalu mata dunia tertuju pada gelaran Jackson Hole Symposium.
Poin Kunci Pidato Powell di Jackson Hole, Suku Bunga Masih akan Naik? (Foto: MNC Media)
Poin Kunci Pidato Powell di Jackson Hole, Suku Bunga Masih akan Naik? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pekan lalu mata dunia tertuju pada gelaran Jackson Hole Symposium. Acara ini digelar pada 24 hingga 26 Agustus 2023 di Jackson Hole, Wyoming, Amerika Serikat (AS).

Dalam pertemuan ini, sejumlah ekonom dan praktisi pasar berkumpul untuk membahas situasi ekonomi dunia terkini.

Gejolak ekonomi makro yang masih terjadi, terutama di negara-negara besar, menjadikan pertemuan ini penting untuk melihat arah para punggawa ekonomi dunia dalam merumuskan formula dan kebijakan.

Semua mata investor tertuju pada hasil pidato Ketua bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang menjadi sinyal arah kebijakan bank sentral ke depan.

Tema pertemuan Jackson Hole Symposium tahun ini bertajuk “Structural Shifts in the Global Economy”. Berikut sejumlah fakta menarik hasil pertemuan Jackson Hole dan proyeksi arah kebijakan moneter bank sentral ke depan:

  1. Powell Tampak ‘Selesai’ dengan Suku Bunga

Berbicara di simposium tahunan di Bank Sentral Kansas City tersebut, Powell pada Jumat menyampaikan pidatonya.

Pidato Jerome Powell masih menyiratkan nada hawkish dalam upaya bank sentral untuk mendinginkan perekonomian negeri Paman Sam.

Dia mengatakan, ekonomi dunia dan AS telah terlepas dari distorsi pandemi dan pihaknya kini berupaya dalam menurunkan inflasi. Di sisi lain, proses pengendalian inflasi ini terbilang masih panjang.

Hal ini tampaknya membuat takut investor pada awalnya, dengan saham-saham jatuh di awal perdagangan.

Namun substansi perkataan Powell mengindikasikan bahwa tidak akan terjadi kenaikan suku bunga lagi saat para pembuat kebijakan bank sentral bertemu bulan depan.

Powell juga mengatakan bahwa bank sentral saat ini dalam posisi untuk mengambil tindakan dengan hati-hati. Ini semakin menunjukkan bahwa The Fed tidak terburu-buru dalam kebijakan suku bunga selanjutnya.

Salah satu alasan Powell menyatakan situasi tersebut adalah bahwa kenaikan suku bunga yang telah dilakukan selama belum berdampak signifikan pada perekonomian. Ini menambah kekhawatiran bahwa kebijakan suku bunga selama ini salah arah.

Untuk itu, pasar melihat sepertinya langkah The Fed selanjutnya adalah mungkin akan menurunkan suku bunga. Jika The Fed melakukan hal tersebut, suku bunga jangka panjang mungkin akan mulai turun.

Target suku bunga saat ini berada pada kisaran 5,25 persen hingga 5,5 persen, dan merupakan target tertinggi dalam dua dekade terakhir.

“Kami melihat kebijakan saat ini bersifat restriktif, memberikan tekanan pada aktivitas ekonomi, perekrutan tenaga kerja, dan inflasi,” kata Powell dikutip Wall Street Journal, Senin (28/8).

Powell mengisyaratkan pada Jumat bahwa syarat pemotongan suku bunga harus menempatkan inflasi lebih jelas terkendali. Bahkan dalam situasi terbaik sekalipun, hal itu mungkin tidak akan terjadi tahun ini, namun pada awal tahun 2024.

  1. Tak Seperti 2022, Wall Street Merespons Positif

Pidato Powell di Jackson Hole selalu berdampak pada pasar keuangan. Tahun lalu, Powell mengklaim The Fed mungkin perlu memberikan kepedihan untuk menenangkan inflasi, bahkan dengan mengorbankan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.

Pernyataan Powell langsung membuat tiga indeks utama Wall Street, yakni S&P 500, Nasdaq, dan Dow Jones Industrial Average turun tak lama setelah pidato Powell 2022.

Saham-saham AS anjlok pada hari Jumat, 26 Agustus 2022 menyusul pernyataan Powell bahwa bank sentral tidak akan mengakhiri perjuangannya melawan inflasi yang cepat dalam waktu dekat.

Di hari pasca pernyatan Powell, indeks Dow Jones ditutup turun 1.008 poin, atau 3 persen, S&P 500 turun 3,4 persen dan Nasdaq Composite ditutup 3,9 persen lebih rendah.

Dalam sepanjang minggu tersebut, Dow Jones telah turun 4,2 persen, S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing turun 4 persen dan 4,4 persen.

Komentar Powell membebani investor yang mengartikan akan ada kenaikan suku bunga yang lebih agresif bagi ekonomi AS.

Namun, kondisinya berbeda dengan Jackson Hole tahun ini. Saham-saham Wall Steet ditutup melonjak lebih tinggi pada akhir perdagangan Jumat di tengah nada hawkish Powell.

“Pasar mungkin terhibur oleh pengakuan Powell bahwa data inflasi baru-baru ini menggembirakan dan dengan demikian, suku bunga kemungkinan tidak akan bergerak lebih tinggi lagi setelah ini,” kata Brian Price, kepala manajemen investasi di Commonwealth Financial Network.

Pada penutupan perdagangan Wall Street, Jumat (25/8), Dow Jones melonjak 241 poin, atau 0,7 persen, S&P 500 naik 0,6 persen dan Nasdaq Composite naik 1 persen.

  1. Tanggapan Lagarde

Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde juga menyampaikan pesan yang hampir identik dengan pesan Powell.

Dalam pidato makan siangnya di Jackson Hole, Wyoming, Lagarde mengatakan bank sentral tetap teguh pada tujuannya untuk mencapai inflasi 2 persen.

Dalam melakukan hal ini, dia mengatakan ECB akan terus menetapkan suku bunga pada tingkat yang cukup ketat selama diperlukan.

Berbeda dengan Powell, dalam sambutannya Lagarde menekankan pentingnya menjaga kepercayaan publik dengan membantu rumah tangga memahami tindakan dan kesalahan perhitungan ECB.

“Itu sebabnya bank sentral telah mempublikasikan faktor-faktor utama di balik kesalahan perkiraan inflasi bank sentral Eropa tersebut dan bermaksud untuk terus melakukannya,” kata Lagarde pada pidatonya di Jackson Hole.

Adapun data terakhir menunjukkan, inflasi zona euro berada di kisaran 5,3 persen pada Juli, menurut data Eurostat.

Mengingat kedekatannya dengan perang di Rusia dan Ukraina, negara-negara Zona Euro sebenarnya jauh lebih rentan terhadap guncangan pasokan yang bisa mendorong inflasi lebih dalam dibandingkan yang terjadi di AS. (ADF)

Halaman : 1 2 3 4 5 6 7
Advertisement
Advertisement