Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan indeks inklusi dan literasi keuangan konvensional yang masing-masing 65,43 persen dan 75,02 persen.
Di lain pihak, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga menyampaikan bahwa ekonomi syariah tidak mungkin bisa berkembang maju tanpa pendalaman ekonomi dan keuangan syariah.
"Maka diperlukan inovasi, kreativitas dan pendalaman dari sisi likuiditas keuangan syariah. Karena itu, bank syariah harus inovatif dan kolaboratif dalam memperluas akses keuangan syariah di era yang serba digital," ujar Agung.
Dalam hal ini, Agung meyakini perkembangan teknologi yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi dalam ekosistem digital dapat mendukung perluasan akses keuangan syariah.
Karenanya, Bank Jago mengembangkan Aplikasi Jago Syariah yang dirancang memiliki kemudahan dan kecanggihan setara dengan Aplikasi Jago konvensional, namun dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip syariah.
Artinya, nasabah dapat merasakan inovasi dan fitur unggulan, seperti Kantong (Pockets) dan kemampuan terintegrasi dengan ekosistem digital lain, termasuk Gojek dan GoPay serta Bibit dan Stockbit.