sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Program BRI Klasterku Hidupku, Kelompok Usaha Ini Jadi Wadah Perempuan untuk Berkembang

Banking editor Kunthi Fahmar Sandy
29/09/2024 09:45 WIB
Terbentuk pertama kali pada 22 Desember 2018, kini terdapat 39 perempuan yang menjadi anggota KWT Cahaya Suci.
Program BRI Klasterku Hidupku, Kelompok Usaha Ini Jadi Wadah Perempuan untuk Berkembang (FOTO:Dok BRI)
Program BRI Klasterku Hidupku, Kelompok Usaha Ini Jadi Wadah Perempuan untuk Berkembang (FOTO:Dok BRI)

Usaha awalnya hanya mengolah kacang keplos sebanyak 5 kg untuk dijual ke warung-warung yang ada di delapan banjar (dusun). Alasan kenapa Agastya menjual camilan kacang bisa dibilang sederhana, yaitu karena banyak orang di daerahnya yang menyukai kacang-kacangan. 

Bukan cuma karena kacang yang menjadi camilan favorit saja, tapi ternyata kacang juga menjadi salah satu isian banten atau sesajen bagi umat Hindu yang ada di Bali. Artinya, dari hal sederhana itu, sebenarnya Agastya berhasil menangkap peluang dengan memenuhi kebutuhan pasar. 

Keistimewaan kacang keplos khas Bali milik KWT Cahaya Suci terletak di pengolahannya. Camilan yang hadir dengan dua varian rasa, yaitu bumbu pedas manis dan original ini memiliki tekstur yang kriuk dan gurih. 

"Kacang keplos ini adalah jenis kacang merah yang digoreng dengan minyak berkualitas. Kulit arinya diayak beberapa kali dan minyaknya dihilangkan di-spinner," ujar wanita berusia 53 tahun itu.

"Dalam sekali produksi sebanyak 25 kg dan pasti habis dalam waktu 3 hari. Biaya yang kami keluarkan untuk produksi sekitar Rp1,25 juta sudah termasuk listrik, bahan baku. Pendapatan yang kami peroleh sekitar Rp1,7 juta dan laba yang dihasilkan, kami gunakan untuk cicilan KUR tiap bulan," tutur Agastya. 

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement