“Menurut ekonom kami, BI harusnya bulan lalu memangkas suku bunga, mengingat daya beli kita rendah, Purchasing Managers’ Index (PMI) juga rendah. Jadi seharusnya suku bunga dipangkas untuk menstimulasi daya beli,” ujarnya.
Sesuai jadwal, BI akan mengambil keputusan suku bunga pada Rabu depan (18/12/2024). Perkembangan kebijakan moneter global turut memengaruhi pergerakan nilai tukar domestik.
Perhatian pasar saat ini tertuju pada bank sentral Amerika Serikat, atau Federal Reserve (The Fed) yang akan mengambil keputusan suku bunga pada Kamis dini hari.
Arfan meyakini Fed akan memangkas Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 basis poin. Hal ini didasarkan pada indikator FedWatch dari CME Group, yang telah membaca peluang lebih dari 90 persen ada penurunan seperempat poin.
“Jadi hampir pasti Fed akan memangkas 25 bps,” ujar dia.
Dalam ulasan Stockbit Sekuritas berdasarkan konsensus ekonom yang disurvei Reuters, BI masih diproyeksikan akan mempertahankan suku bunga 6 persen.
Ekspektasi ini berubah dibandingkan 1 bulan sebelumnya, ketika konsensus ekonom masih memperkirakan Bank Indonesia akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada Desember 2024.