Dilansir dari laman resmi Bursa Efek Indonesia, komposisi kepemilikan saham dari masing-masing ketiga bank tersebut di BRIS adalah PT Bank Mandiri (persero) Tbk 51,47%, PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk 23,24%, dan PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk 15,38%, dan 9,91% dikuasai masyarakat.
Merger tersebut tak hanya mengumpulkan jumlah nasabah dan jaringan kantor cabang, namun juga otomatis menghimpun membuat kapitalisasi pasar yang besar. Pada Maret 2023, kapitalisasi pasar BRIS mencapai Rp72 triliun.
Pada akhir Februari, diumumkan bahwa Bank Syariah Indonesia menduduki urutan ke-6 sebagai bank terbesar di Indonesia, melampui CIMN Niaga. Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa kinerja BRIS sepanjang 2022 cukup gemilang.
Laba bersih BRIS tumbuh 40,68% secara year on year dengan nilai Rp4,26 triliun. Sedangkan untuk aset, hingga kuartal IV 2022, tercatat tumbuh 15% (yoy) dengan nilai Rp306 triliun. Sementara dana pihak ketiga tumbuh 12% dengan nilai Rp261,49 triliun.
Sedangkan pembiayaan, BRIS mencatatkan pertumbuhan 21% dengan nilai Rp208 triiun. Namun kinerja pembiayaan macet (non performing financing) tetap tercatat sehat, yakni menurun menjadi 2,42% dari 2,93% pada akhir 2022.