IDXChannel - Bank sentral China mengumumkan pemangkasan acuan suku bunga kredit. Hal tersebut sebagai langkah menahan perlambatan ekonomi yang sedang terpukul oleh kebijakan nol-Covid pemerintah dan kemerosotan pasar properti.
Dilansir AFP, Senin (22/8/2022), Negeri Tirai Bambu sedang dalam fase pemulihan setelah sejumlah pembatasan mobilitas mulai dilonggarkan. Kendati demikian, lemahnya sentimen untuk mendongkrak konsumen dan bisnis menjadi faktor otoritas mengeksekusi kebijakan tersebut.
People's Bank of China (PBOC). dalam sebuah pernyataan, mengumumkan bahwa Suku Bunga Dasar Kredit (LPR) satu tahun, yang berfungsi sebagai tolok ukur untuk pinjaman korporasi, diturunkan dari 3,7 persen menjadi 3,65 persen,
Sedangkan LPR untuk lima tahun, yang digunakan sebagai acuan harga hipotek, dipangkas dari 4,45 persen menjadi 4,3 persen, tambahnya.
Sebelumnya, PBOC telah memangkas suku bunga utama kedua kalinya pada pekan lalu minggu lalu. Dengan penurunan suku bunga kredit ini, sejumlah analis memperkirakan PBOC masih belum bisa menyelamatkan kemerosotan sektor properti.
"Pemangkasan ini menunjukkan PBOC sangat prihatin dengan masalah di pasar perumahan," kata Capital Economics dalam sebuah catatan pada hari Senin.
Seperti diketahui, pasar properti di China sempat terguncang setelah sejumlah konsumen memboikot pembayaran hipotek terhadap pengembang yang kekurangan biaya untuk menyelesaikan unit yang telah mereka jual sebelumnya.
"Jadi penurunan suku bunga ini jelas untuk mengurangi beban peminjam," tutur Ekonom ING, Iris Pang, dalam sebuah catatan.
"Ketika pasar melihat kemajuan dalam pembangunan proyek yang sebelumnya mangkrak, maka mungkin ada sentimen pembelian rumah dan harga rumah akan stabil," tandasnya.
(SAN)