"Yang dipakai itu yang dibayar. Kalau tidak dipakai semua, tidak sampai full uangnya. Tidak hangus karena kelebihannya akan dikembalikan ke saldo kita karena bisa dilayani dengan electronic payment beberapa bank tertentu," katanya.
Doddy menuturkan, untuk menambah SPKLU, PLN juga membuka kerja sama dengan pihak lain dengan skema franchise. Ada tiga pihak yang bisa menjadi investor yakni investor yang membeli alat, investor yang menyediakan lahan dan PLN sebagai pemilik sumber daya.
Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, sampai bulan Mei 2022 baru ada 580 SPKLU. Sedangkan kendaraan listrik berbasis baterai (KLBBB) yang sudah beroperasi sebanyak 5.879.
Rencananya di tahun 2030, akan terbangun SPKLU dan penggunaan KLBB dengan perbandingan 1:10. Artinya 1 SPKLU akan melayani 10 kendaraan elektrik. Sehingga sampai akhir 2030 ditargetkan sudah ada 60 ribu SPKLU untuk melayani 600 ribu kendaraan listrik.
"Kalau mengandalkan PLN saja, dari teknis operasional dan finansial ini tidak bisa berdiri sendiri makanya kami buka kerjasama dengan badan usaha lain," tutupnya. (RRD)