Sementara di posisi kedua ada Samsung dengan nilai transaksi 15 persen dari total transaksi penjualan pada kuartal kedua 2021. Raksasa Korea Selatan itu mengalihkan fokusnya ke smartphone premium di wilayah seperti AS di mana terdaat masalah pasokan, yang berarti mereka memaksimalkan potensi pendapatannya dalam situasi yang buruk.
Counterpoint mengklaim bahwa Samsung juga melakukan diversifikasi portofolio di Eropa, serta India dan Amerika Tengah dan Latin.
Posisi selanjutnya ada Xiaomi dengan nilai transaksi 9 persen dari total transaksi. Xiaomi masih sangat bergantung pada smartphone murah. Tapi dengan peningkatan permintaan untuk smartphone kelas menengah di Eropa dan Asia Tenggara memberikan dorongan yang bagus untuk pendapatan secara keseluruhan.
Secara keseluruhan berdasarkan riset Counterpoint nilai total transaksi penjualan smartphone pada kuartal kedua 2021 mencapai angka USD 96 miliar.
Angka ini meningkat 25 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Namun angka ini turun jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.