ILA menuntut upah yang lebih tinggi. Antara 2018 dan 2024, pekerja pelabuhan di Pantai Timur hanya menerima kenaikan upah sebesar USD1 per jam.
Pekerja juga mendorong perlindungan terhadap otomatisasi dan perangkat teknologi baru di terminal. Baik rincian tuntutan serikat pekerja maupun tawaran operator pelabuhan belum diungkapkan.
Pemogokan ini adalah yang pertama di Pantai Timur AS sejak 1977. Presiden ILA Harold Daggett merupakan salah satu pekerja yang melakukan unjuk rasa pada saat itu.
Potensi kerugian akibat pemogokan ini diperkirakan bisa mencapai hingga USD5 miliar atau sekitar Rp75 triliun per hari, menurut analisis dari Container xChange dan J.P. Morgan.
Oxford Economics mengatakan pemogokan yang berkepanjangan dapat berdampak pada hingga 100.000 pekerjaan dan mengurangi aktivitas ekonomi AS antara USD4,5 miliar dan USD7,5 miliar per pekan.