"Kita saksikan di wilayah Kota Batu, ternyata objek wisata alam juga menjadi objek wisata andalan kita yang ada di desa-desa yang ada di 24 desa dan kelurahan. Mudah-mudahan semakin banyaknya event dan sport tourism, tourism medical, dan sebagainya yang segala macam kita lakukan mudah-mudahan bisa mengangkat Pariwisata Kota Batu dan semakin banyak kunjungan," kata dia.
Peningkatan jumlah wisatawan yang datang juga terbukti mampu menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan di Kota Batu. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu saja angka pengangguran turun dari 8 persen sekian ke 4 persen sekian. Bahkan kini pertumbuhan ekonomi Kota Batu pasca Covid-19 sudah menggeliat di angka 6,14 persen, berkat beberapa kebijakan percepatan pemulihan ekonomi oleh pemerintah pusat.
"Saat ini Kota batu kota yang dianggap cepat geliat ekonominya, karena pertumbuhan ekonominya paling tinggi di wilayah Jawa Timur ini, yaitu 6,14 persen. Begitu juga kemiskinan yang kita tidak menyangka penurunan kemiskinannya juga cukup drastis, di mana 3,18 ini adalah kemiskinan yang paling besar penurunannya di wilayah Jawa Timur," terangnya.
Ia juga yakin dengan kian meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu, mampu membuat roda ekonomi berputar. Hasilnya diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru, yang membuat angka pengangguran dan kemiskinan terus turun.
"Pengangguran kita sudah turun, hasil rilis dari bps itu kita turun dari 8 sekian menjadi 4 sekian, hampir setengah turun secara drastis. Tapi kita mau bahwa semakin turun lagi," bebernya.