IDXChannel - Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), perkembangan Covid-19 di Indonesia sampai dengan 24 Juni 2021 mencatat 2.053.992 kasus Covid-19. Dalam satu hari kenaikan kasus positif meningkat sebanyak 20.574 kasus.
Meski demikian, kenaikan kasus Covid-19 tersebut pun diimbangi dengan angka kesembuhan pasien yang hingga saat ini sudah mencapai 1.826.504 dan dalam sehari sudah ada 9.201 orang yang dinyatakan sembuh. Angka meninggal dunia akibat Covid-19 pun cukup tinggi yakni menyentuh 55.949 dengan jumlah kematian harian 355 jiwa.
Selain itu Kemenkes juga berhasil menghimpun data bahwa 126.696 kasus suspek Covid-19, 136.896 spesimen dan 171.542 kasus aktif sepanjang 24 Juni 2021. Jumlah ini meningkat drastis diprediksi karena adanya mobilitas masyarakat yang tinggi dan prilaku masyarakat yang masih belum disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan yang berlaku.
Kenaikan kasus yang meningkat dengan pesat ini juga membuat beberapa rumah sakit mengalami krisis ketersediaan ruang perawatan. Mengatasi masalah tersebut, Kemenkes menunjuk tiga rumah sakit di DKI Jakarta yakni Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, RSUP Persahabatan, dan RSUP Fatmawati sebagai rumah sakit rujukan Covid-19.
Ketiga rumah sakit itu akan fokus untuk merawat dan menangani pasien Covid-19 saja. Sementara pasien non-Covid-19 akan dirujuk ke rumah sakit lainnya yang terdekat. Untuk mengatasi penumpukan pasien Covid-19 di rumah sakit, Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, dr. Mohammad Syahril, menjelaskan hanya akan menangani pasien Covid-19 dengan tingkatan-tingkatan khusus saja.
“Perlu diketahui pula orang tanpa gejala, atau bergejala ringan disarankan untuk isolasi mandiri di rumah. Kami harapkan yang ke rumah sakit rujukan Covid-19 pasiennya dalam kondisi berat maupun kritis saja,” terang Syahril, dalam sesi jumpa pers secara daring, Kamis 24 Juni 2021.
Sementara ketiga rumah sakit rujukan Covid-19 yang ditunjuk oleh pemerintah ini juga akan berupaya keras untuk menambah jumlah kamar tidur, ruang perawatan termasuk ICU dan UGD. Oleh sebab itu Syahril menjelaskan membutuhkan dukungan dari pemerintah, khususnya untuk mempersiapkan tenaga profesional di bidang medis untuk mengatasi ledakan kasus ini.
“Kami akan menambah kamar tidur sehingga menjadi 145 tempat tidur untuk menampung pasien yang dirawat di ICU dan non ICU. Tapi perlu diimbangi dengan penambahan SDM dan sarana prasarana tambahan. Kami butuh 80 perawat dan dokter spesialis,” tuntasnya. (TYO)