IMF bahkan memangkas proyeksi perekonomian AS, UE, dan China lebih dalam dibanding negara-negara berkembang. Mulanya IMF memprediksikan perekonomian AS akan bergerak tumbuh 1,6%, namun kemudian memangkasnya menjadi 1,0% saja pada laporan Oktober ini.
Uni Eropa mulanya diprediksikan bakal tumbuh 3,1%, lalu IMF memangkas proyeksinya menjadi hanya 0,5% saja pada laporan kali ini. Sedangkan ASEAN mulanya diprediksikan tumbuh 5,3%, namun dipangkas menjadi 4,9%.
Inflasi Tinggi, Negara Miskin Paling Terdampak
IMF juga mencatatkan tingkat inflasi yang tertinggi sejak 1982, dan yang paling terkena dampak adalah negara-negara berpenghasilan rendah. Dalam kelompok negara ini, konsumsi rumah tangga terbesar adalah makanan, yang artinya, inflasi dapat berdampak serius pada kesehatan dan standar hidup di negara tersebut.
Dari grafik yang ditunjukkan IMF, tampak bahwa di Asia dan Pasifik, faktor utama inflasi adalah sektor energi, transportasi, dan perumahan. Sedangkan di Eropa, faktor utama inflasi adalah kenaikan harga pangan. Lalu di Timur Tengah dan Asia Tengah, faktor utama inflasi adalah makanan.
Demikianlah ringkasan singkat tentang penyataan IMF mengenai 31 negara yang berpotensi jatuh ke jurang resesi tahun depan. (NKK)